Monday 7 March 2016

Soalan Lazim 1 Ini ajaran Syiah yang sesat


Soalan Lazim

1.   Ini ajaran Syiah yang sesat?

Ketika sedang berdakwah soalan di atas telah di kemukakan. Bagaimana menjawabnya:

a.   Kita sedang  mengajak mereka kepada Khalifah Allah Al-Mahdi di zaman di mana dunia dipenuhi dengan kerosakan dan kezaliman dan Imam Mahdilah yang akan menghadapi dan menyelesaikannya, walaupun kita bukan seperti syiah yang mereka sangkakan (Kita Syi'ah Ahl Bait Rasulullah - Imam Mahdi) tanya mereka:
                                     i.     Apakah mereka tahu apa itu Syiah?
                                   ii.     Apa tolok ukur mereka untuk menyesatkan sesuatu golongan?
b.   Apakah mereka lebih berwibawa dari Syeikh Al-Azhar dan ulamak lain yang tidak berfatwa menyesatkan Syiah?
c.   Terangkan Syi’ah dan asal usulnya

Syi’ah dan asal usulnya

Kata “syi’ah” akan dibahas secara bahasa dan istilah: Secara bahasa, syi’ah artinya  musyâyi’ah dan mutâbi’ah (pendukung dan pengikut). Sebagaimana yang dikatakan penulis kitab Al Qamus: “Syiah seseorang adalah para pengikut dan pembelanya.” (Qamus Al-Lughah, Juz 2, Hal 246.)

Makna ini disebutkan dalam Al-Qur`an firman Allah:

وَدَخَلَ الْمَدِينَةَ عَلَىٰ حِينِ غَفْلَةٍ مِّنْ أَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلَانِ هَـٰذَا مِن شِيعَتِهِ وَهَـٰذَا مِنْ عَدُوِّهِ ۖ فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِي مِن شِيعَتِهِ عَلَى الَّذِي مِنْ عَدُوِّهِ فَوَكَزَهُ مُوسَىٰ فَقَضَىٰ عَلَيْهِ ۖقَالَ هَـٰذَا مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ ۖ إِنَّهُ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِينٌ ﴿١٥

Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lalai, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari syi’ah-nya dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir'aun). Maka orang yang dari syi’ah-nya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: "Ini adalah perbuatan syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya). [Al-Qashash 28:15] 

﴿وَإِنَّ مِنْ شِيعَتِهِ لَإِبْرَاهِيمَ 
“Dan Sesungguhnya Ibrahim benarbenar termasuk syi’ah-nya (Nuh).” [Al-Shaffat 37:83]

Az-Zamakhsyari dalam kitab tafsirnya (tentang makna Syi’ah) mengatakan: “iaitu yang mengikutinya berdasarkan ushuluddin (dasar dasar agama) atau yang mengikutinya dengan keteguhan dalam agama dan ketabahan terhadap kaum pendusta.” [Tafsir al-Kasyaf/az-Zamakhsyari, juz 2, hal 483.]

Secara istilah, kata “syi’ah” menjadi dan terkenal sebagai panji khas nan elok bagi para pengikut Alimencintai, mendukung dan menolongnya. Karena itu, kata “syi’ah” mempunyai dua erti:

a) Mencintai. Inilah yang merupakan kewajiban Islami dan perkara Qur`ani bagi seluruh kaum muslim. Sebagaimana firman Allah:

﴿قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى ۗ

“Katakanlah aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kecintaan kepada keluargaku." [Al-Syura (42): 23]

Kami bertanya: Adakah kerabat dekat Rasulullah (S) yang melebihi Ali, Fatimah, Hasan dan Husein (as)? Maka kecintaan, mawaddah dan wala’ (kepengikutan) kepada Ahlulbait yang merupakan arti syi’ah adalah diwajibkan secara nash dari al Qur`an.

Al-Baidhawi dalam kitab tafsirnya mengatakan: “Diriwayatkan, ketika ayat itu turun –ayat mawaddah, (Nabi (S)) ditanya:


قيل يا رسول الله من قرابتك هؤلاء الذين وجبت مودتهم علينا؟ قال (صلى الله عليه وآله) علي وفاطمة وأبنائهما

Kami bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah kerabatmu yang kami diwajibkan mencintai mereka?” Baginda menjawab: “Ali, Fatimah, Hasan dan Husein.” [Tafsir al-Baidhawi, juz 5, hal 53, cetakan Dar al-Kutub al-‘Arabiyah al-Kubra, Mesir, tahun 1330 H.]

b) Mengikuti dan menuruti Ahlulbait serta berpegang pada sabda-sabda dan ajaran-ajaran mereka. Ini juga merupakan kewajiban Islami yang telah disampaikan oleh Nabi (S) kepada segenap muslimin dan beliau mengharuskan mereka melaksanakan kewajiban itu. Sebagaimana sabda Nabi yang dikenal dengan “Hadits Al-Safinah”:

مثل أهل بيتي كمثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها غرق

“Sesungguhnya perumpamaan Ahlulbaitku bagi kalian laksana bahtera Nuh bagi kaumnya, siapa yang menaikinya akan selamat dan siapa yang tertinggal darinya akan tenggelam.

”[Hadis riwayat Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, juz 3, hal 151. Juga disampaikan oleh Al-Khatib dalam kitab tarikhnya, juz 12, hal 91. Diriwayatkan dari Abu Dzar, Anas, Ibn Abbas, Abu Sa’id Al-Khudri, Ibn Zubeir dan lain-lain. Demikian ini merujuk pada kitab Al-Ghadir, juz 2, hal 1-3]

Hadis yang disepakati oleh mazhab-mazhab Islam itu, mengharuskan segenap muslimin agar berpegang pada ucapan dan mengikuti ajaran-ajaran ahlulbait agar mereka selamat dari kesesatan dan penyimpangan. Di sini kami bertanya, adakah dari Ahlulbait orang yang lebih dekat dan lebih berilmu daripada Ali untuk kita pegangi ucapannya dan berjalan atas petunjuk dan ajarannya, sehingga kita selamat dari tenggelam dan kesesatan? Bukankah hadis tersebut terbatas pada Ali, Fatimah dan kedua putera mereka?

Jika Nabi (S) menyuruh berpegang pada ucapan Ahlulbait, berarti itu sesuatu yang wajib bagi segenap muslimin. Karena ucapan, perbuatan dan penetapan (taqrîr) Nabi adalah hujjah yang wajib bagi seluruh muslimin. Sungguh baginda (S) sebagaimana yang difirmankan Allah swt:

﴿وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ * إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ﴾

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu  menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” [Al-Najm (53): 3-4]

﴿وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا

“apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah.” [Al-Hasyr 59:7]


Bilakah Syi’ah Lahir?

Mari kita telaah kelahiran syi’ah dan sejarahnya, untuk dapat memberi penilaian yang pro atau kontra dengannya, melalui sejarah berdiri dan lahirnya. Setelah kami kaji pandangan-pandangan mengenainya, kami menghasilkan sebuah rangkuman bahawa syi’ah:

1-     Lahir di masa Rasulullah (S) dan bagindalah pendiri dan pemberi namanya.
2-     Lahir setelah wafat Rasulullah (S); bahawa di Saqifah Bani Saidah sejumlah sahabat dari Muhajirin dan Anshar berpihak pada Ali as dan menolak berbaiat kepada selain dia.
3-     Lahir pada perang Jamal; bahawa sejumlah sahabat bergabung dalam barisan Ali as dan berperang bersamanya.
4-     Lahir selepas terbunuhnya Al-Husein as dan munculnya kebangkitan kelompok Tauwabin dan Mukhtar. (pandangan ini secocok dengan pandangan sebahagian ulama)
5-     Lahir di masa kemazhaban, yaitu di masa Abbasiyah atau setelahnya. Saat itu lahir mazhab-mazhab fiqh seperti mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali, dan lahir pula mazhab Syiah Ja’fari.
6-     Lahir di masa akhir-akhir pra-Furs (Persia), yang jika kita cermati akan kita dapati bahawa tidak ada hubungan majoriti Furs dengan tasyayu’. Justru kebanyakan mereka bermazhabkan mazhab-mazhab Sunni hingga abad keenam Hijriyah, dan bahawa Abu Hanifah, ketua mazhab kaum Hanafi, adalah orang Persia.

Demikianlah rangkuman pandangan-pandangan tentang kelahiran syi’ah. Akan tetapi, seorang penuntut dan pencari kebenaran akan mendapati teks sejarah yang unggul, yang menegaskan kata “Syi’ah Ali” adalah teks sabda Nabi, sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab hadis, sirah dan tafsir. Bahawa ketika turun ayat:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

“Sesungguhnya orangorang yang beriman dan beramal saleh, mereka itu adalah sebaikbaik makhluk.” [Al-Bayinah (98): 7]

Dalam sebuah riwayat, Nabi (S) ditanya, siapakah “Khairul bariyah” itu? Maka beliau mengisyaratkan kepada Ali as seraya bersabda: “Dia ini dan syiahnya.”
Kami bawakan beberapa riwayat dari jalur saudara-saudara kami Ahlussunnah yang menyebutkan kata “Syiah Ali” sebagai berikut:

1- Disebutkan dalam kitab Tafsir ad-Dur al-Mantsurkarya as Suyuthi: Ibn ‘Asakir meriwayatkan bahawa Jabir bin Abdillah berkata: “Kami bersama Rasulullah (S), ketika itu Ali datang. Maka beliau bersabda, “Demi Yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya dia ini dan syiahnya adalah orang-orang yang berjaya pada hari kiamat.”   [Tafsir ad-Dur al-Mantsur/as-Suyuthi, juz 6,hal 379; Tarikh Dimasyq, juz 2, hal 348.]
Lalu turun ayat:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

Semenjak itu para sahabat Nabi (S) apabila Ali datang, maka mereka berkata: “Khairul bariyah (sebaik-baik manusia) datang.”

2- As-Suyuthi juga menyampaikan: Ibn ‘Adi meriwayatkan bahawa Ibn Abbas berkata: “Ketika turun ayat ini [Al-Bayinah (98): 7] Rasulullah (S) bersabda kepada Ali:

هو أنت وشيعتك يوم القيامة راضين مرضيين

“Dia (Khairul bariyah) itu adalah engkau dan syiahmu pada hari kiamat dalam ridha dan diridhai.” [Tafsir ad-Dur al-Mantsur/as-Suyuthi, juz 6, hal 379, cetakan al-Yamaniah al-Qahirah tahun 1314; Juga disampaikan semakna itu oleh Khawarizmi dalam kitab “Manaqib”nya, hal 66.]

3- Al-Thabari dalam kitab “Tafsir”nya menyampaikan:
Diriwayatkan dari Abu al-Jarud dari Muhammad bin Ali –tentang kalimat ayat “adalah sebaik-baik makhluk”–, Rasulullah (S) bersabda: “Itu adalah engkau wahai Ali dan syi’ahmu.”

4- Al-Khawarizmi dalam kitab “Manaqib”nya menyampaikan:
Dari jalur Ibn Mardawaih riwayat dari Yazid bin Syarahil al-Anshari penulis Ali as; ia berkata: “Aku mendengar Ali mengatakan, “Rasulullah (S) berkata kepadaku dengan disandarkan kepalanya ke dadaku:

“Hai Ali, tidakkah engkau mendengar firman Allah SWT:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

“Sesungguhnya orangorang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaikbaik makhluk. (QS alBayinah: 7) “ialah engkau dan syi’ahmu. Janjiku dan janji kalian adalah Al-Haudh (telaga syurgaku). Bila umat manusia digiring untuk dihisab, kalian akan dipanggil “Ghurrun Muhajjalîn” (yang putih bercahaya).” [Al-Manaqib/al-Khawarizmi, hal 178.]

5-Penulis kitab Al-Ghadir menyampaikan: Jamaluddin Zarandi meriwayatkan dari Ibn Abbas ra: Ketika ayat itu turun, Nabi (S) bersabda kepada Ali: “Dia adalah engkau dan syi’ahmu. Pada hari kiamat engkau dan syiahmu akan datang dengan ridha dan diridhai, sedangkan musuhmu datang dengan perasaan marah dan dipaksakan.”
Ali bertanya, “Siapakah musuhku?”

Beliau (S) menjawab, “mereka adalah orang yang berlepas diri darimu dan mengutukmu.” Kemudian (S) berkata lagi, “Allah merahmati Ali, Allah merahmatinya.” [Merujuk kitab al-Ghadir, juz 2, hal 58; ash-Shawaiq al-Muhriqah/Ibn Hajar, hal 182.]

6- Al-Baghdadi dalam kitab Tarikhnya menyampaikan: “Sesungguhnya Nabi (S) berkata kepada Ali: “Engkau dan syiahmu di dalam syurga.” [Tarikh Baghdad, juz 12, hal 289; Tarikh Dimasyq/Ibn Asakir asy-Syafi’i, juz 2, hal 345]

7-Dalam kitab Muruj Al-Zhahab disebutkan sabda Nabi (S): “Ketika hari kiamat, orang-orang akan dipanggil dengan nama-nama mereka dan nama-nama ibu mereka, kecuali ini, yakni Ali dan syiahnya. Karena mereka akan dipanggil dengan nama-nama mereka dan nama-nama ayah mereka dikarenakan kesucian kelahiran mereka.” [Tarikh al-Mas’udi/Muruj adz-Dzahab, juz 2, hal 51]

8- Penulis Al-Shawaiq menyampaikan: “Hai Ali, sesungguhnya Allah mengampuni engkau, zurriyahmu, anak-anakmu, keluargamu dan syi’ahmu…” [Ash-Shawaiq, hal 96, 139, 140.“Nabi (S) berkata kepada Ali:]

9- Dalam kitab Majma’ AL-Zawaid disebutkan: “Nabi (S) berkata kepada Ali, “Engkaulah pertama dari umatku yang masuk syurga. Sesungguhnya syi’ahmu beradadi atas mimbar-mimbar cahaya dalam kebahagiaan dan putih wajah mereka di sekelilingku. Aku syafaati mereka, dan kelak mereka menjadi tetanggaku di syurga.” 

10- Al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak menyampaikan:

أنا الشجرة ، وفاطمة فرعها ، وعلي لقاحها ، والحسن والحسين ثمرتها ، وشعتها ورقها ، واصل الشجرة في جنة عدن الشجرة وس الشجرة الشجرة وسائر ذلك في سائر الجنة

“Aku laksana tanaman dan Fatimah adalah dahannya, Ali adalah serbuksarinya, Hasan dan Husein adalah buahnya, dan Syiah kami adalah daunnya. Akar tanaman itu ada di syurga ‘Adn dan semuanya itu ada di seluruh syurga.” [Al-Mustadrak juz 3, hal 160; Tarikh Ibn Asakir, juz 4, hal 318; al-Fushul Ibn Shabbagh, hal 11.].

Semua itu  dari jalur saudara-saudara Ahlussunnah dan ada banyak lagi riwayat yang menyebutkan kata “Syiah Ali” ini. Memadalah saya bawakan 10 riwayat riwayat untuk rujukan.

No comments:

Post a Comment